|

Backpacker Polandia Jadi Kenek Truk Sumatera-Jawa

Maciej Deptula, pengelana asal Polandia, menumpang mobil orang di Jakarta.
Nurgonknet-Sudah satu tahun keliling dunia dengan mengandalkan tumpangan gratis.

Jumat siang itu seorang bule berambut kucel dengan tas ransel besar berdiri di rest area jalan tol Merak-Jakarta mengacungkan ibu jarinya, tanda mencari tumpangan.

Tak butuh waktu lama, sebuah mobil berhenti dan mengangkutnya ke Jakarta.

Nama pria itu Maciej Deptula (: maci deptuya), pengangguran berumur 29 tahun asal Polandia yang telah berkelana keliling dunia selama satu tahun terakhir dengan bermodalkan tumpangan gratis dari kota ke kota, desa ke desa, negara ke negara.

“Hanya sekali aku naik pesawat yaitu dari Calcutta (India) ke Bangkok. Selebihnya aku cuma mengandalkan angkutan darat gratis: truk, mobil pribadi, pickup,” kata Deptula saat bertemu secara tak sengaja dengan Beritasatu.com.

Kedatangannya di Indonesia yang bermula di Sumatera merupakan lanjutan perjalanannya dari Malaysia.

“Saya sempat ke Danau Toba, indah sekali. Dan juga banyak tempat lain yang aku lupa namanya,” ujarnya.

Dia menyebrang ke Pulau Jawa dengan menumpang truk besar pengangkut beras.

“Di atas truk itu aku diperlakukan sebagai kru sopir, jadi bisa naik ferry gratis dan jalan-jalan di geladak. Saya 20 jam menjadi kru sopir dan belum tidur sampai sekarang,” katanya mengisahkan bagaimana dia akhirnya bisa berada di rest area tol Jakarta-Merak.

Ternyata dia tak sendirian. Menurut Deptula, ada lima orang Polandia yang dia tahu melakukan hal sama: berkelana keliling dunia nyaris tanpa modal. Untunglah cuma lima, karena mereka ini jelas bukan jenis turis yang dikehendaki Kementrian Pariwisata sebagai sumber devisa.

Sebetulnya wilayah kota besar merupakan tempat yang sangat dihindari Deptula, karena pasti gampang ditemukan angkutan umum sehingga mencari tumpangan bagi orang asing seperti dia akan kelihatan sangat aneh dan banyak pemilik mobil yang curiga dan menghindar.

“Aku akan terpaksa naik bus, dan itu bukan tujuanku,” katanya. Bahkan setelah diberitahu kalau ongkos Kopaja atau Metromini cukup Rp3.000 saja.

Namun karena dia harus melanjutkan perjalanan ke Bandung, mau tak mau dia harus ke Jakarta dulu.

Kuncinya agar selamat melewati berbagai negara adalah mempertahankan sikap jujur dan rendah hati. Dia menolak pemberian uang untuk sekedar membantu ongkos transportasinya keluar Jakarta.

“Honestly, I don't take money from anyone,” tegasnya.

Meminta bantuan keuangan ke Kedutaan Polandia juga tak pernah dilakukannya.

"Percuma, mereka akan mencatatnya sebagai utang yang nanti harus kubayar, jadi tak ada bedanya," kata dia.

Sejauh ini Deptula sudah singgah di Ukraina, Rusia, China, Tibet, India, Thailand, Myanmar, Singapura, Malaysia dan beberapa negara lainnya, dan kecuali rute Calcutta-Bangkok itu, dia hanya menggunakan transportasi darat atau ferry.

Untuk urusan lintas batas ini, dia sudah mempersiapkan visa, kebanyakan diurus via online.

Dia merogoh koceknya hanya untuk makan saja. Urusan tidur dan MCK, lebih sering dia mendatangi gereja setempat. Seperti perjalanan ke Bandung ini, dia sudah tahu nama gereja yang akan dituju.

Deptula berkisah awalnya dia juga seperti orang biasa lainnya, belajar di sekolah dan bekerja. Namun pekerjaannya yang terakhir sebagai tukang kayu tidak memberinya kepuasan batin dan tiba-tiba muncullah dorongan kuat untuk keliling dunia itu.

“Pacar saya awalnya ikut, namun setelah tiga bulan dia balik ke Polandia,” kata Deptula, yang tinggal sekitar 20 km dari ibukota, Warsawa.

Sebetulnya Deptula juga berencana mengkomersilkan perjalanannya, namun proposalnya untuk bantuan sponsor Samsung dan Panasonic tak mendapat respon.

Sayangnya tak semua kisah perjalanannya didokumentasikan hari ke hari.

“Sebagian besar perjalanan kulewati di luar kota, di mana jarang ada akses internet. Lagipula kalau malam saya terlalu capek untuk melakukan apa pun kecuali tidur dan istirahat,” jelasnya.

Dia akan cukup lama di Indonesia, karena setelah Bandung perjalanannya akan berlanjut ke Yogyakarta, lalu Bali, semuanya lewat darat atau ferry. Dari sanalah dia akan menyeberang ke Australia, entah bagaimana caranya. source:http://www.beritasatu.com/

Posted by The Masnur on 04.45. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Blog Archive

Labels

tahukahanda
teknologi

Recently Commented

Recently Added